Pembangunan saluran irigasi yang berada di Sumatera Utara ini memiliki tujuan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hasil panen dan juga produktivitas pertanian disana.
Pelaksanaan pembangunan saluran irigasi di Sumatera Utara ini adanya dugaan mengenai modus permainan dan juga kongkalikong antara pihak penyedia jasa dan juga dari pihak PPK.
Pembangunan saluran irigasi di Sumatera Utara yang tidak sesuai dengan rancangan dan desain awal sehingga memicu adanya kejanggalan yang terjadi.
Tanpa mementingkan kualitas pengerjaan pembangunan saluran irigasi Simalungun di Sumatera Utara ini diduga buruk sehingga dapat merugikan keuangan negara.
Pembangunan saluran irigasi di Sumatera Utara ini dicurigai sebab adanya kejanggalan yang terjadi dilapangan yang tidak sesuai dengan desain rancangan awal pembangunan.
Bahkan pengerjaan saluran irigasi ini tidak disertai dengan plang, saluran irigasi tersebut memiliki panjang 3 km.
Lebih konyolnya lagi pelaksanaan untuk pembangunan irigasi tersebut dikerjakan oleh para pekerja yang tidak memiliki keahlian.
Keahlian yang dimaksud adalah para pekerja yang memiliki sertifikasi perusahaan yang layak mengingat anggaran yang dikeluarkan tidaklah kecil.
Tetapi pembangunannya hanya main-main dan asal jadi, sehingga terdapat kecurigaan mengenai penyelewengan anggaran.
Hal tersebut berdasarkan realita yang ada di lapangan mulai dari kurangnya volume pada pengerjaan hingga
Bahkan para pekerja yang mengerjakan saluran irigasi di Sumatera Utara ini tidak menggunakan APD untuk melindungi diri agar tetap aman.
Bahkan bangunan yang digunakan untuk saluran irigasi yang terletak di Kabupaten Simalungun Sumatera utara sudah mulai banyak rusak.
Dinding bangunan saluran irigasi juga terdapat keretakan yang diakibatkan oleh material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi.
Tidak hanya itu materia batu yang digunakan untuk pembangunan saluran irigasi tersebut juga berantakan sehingga pembangunan tersebut diduga asal jadi.
Pengerjaan pembangunan untuk saluran irigasi juga tidak maksimal dan terkesan abal-abal sehingga berdampak pada bangunan yang tidak kokoh dan mudah roboh.
Mengingat pembangunan untuk saluran irigasi perairan di Sumatera Utara ini menelan anggaran hingga puluhan miliar.
Dilansir dari PUPR anggaran yang digunakan mencapai Rp 40 miliar tetapi tidak sesuai dengan perencanaan awal yang sudah ditentukan.
Sumber: Innalar