Jelang Tahun Baru Islam 1445 Hijriah, semakin menarik dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata religi.
Berikut ulasan wisata bernuansa islami yang ada di Kota Jambi.
1. Masjid Cheng Ho
Masjid Laksamana Cheng Ho tidak hanya menghadirkan destinasi wisata religi bagi umat muslim tapi juga menjadi destinasi wisata budaya dengan hadirnya arsitektur Cina yang berdiri megah.
Namun tidak hanya sampai di sana, mesjid ini juga menghadirkan sejarah perjalanan Laksamana Cheng Ho hingga singgah di Nusantara.
Penggalan sejarah ini tertulis di dinding pembatas sebelah kiri mesjid ini, lengkap dengan ilustrasi gambar.
Suasana di Masjid Cheng Hoo, Kota Jambi (TribunJambi.com)
Memiliki backroan warna putih, dinding ini menghadirkan lukisan Laksamana Cheng Ho, kapal yang di gunakan hingga peta Sumatera.
Lalau ada juga sejarah singkat perjalanan Laksamana Cheng Ho selama melakukan ekspedisi.
2. Museum Gentala Arasy
Di Museum Gentala Arasy, koleksinya banyak sekali.
Mulai dari benda-benda koleksi sejarah Islam di Jambi dan sejarah awal mula kedatangan Islam di Jambi.
Aset yang ada di sana datang dari kabupaten/kota di Jambi dan titipan dari ulama-ulama, atau koleksi pribadi masyarakat Jambi kota seberang yang dititipkan atau dihibahkan ke museum tersebut.
Koleksinya sekitar 68 benda, yang cukup banyak untuk menambah wawasan pengunjung.
Diprediksi koleksi ini akan terus bertambah seiring dengan kekayaan benda bersejarah di Jambi yang masih terus digali.
Di Museum Gentala Arasy ada Al-Qur’an raksasa yang ditulis tangan, kitab, jubah, ikat kepala, topi, piring, keris dan lainnya.
Menariknya koleksi di Museum Gentala Arasy ada yang berasal dari abad ke 16 M.
“Koleksi yang ada disini ada yang dihibahkan masyarakat, ada hasil ganti rugi, ada titipan, kitab-kitab ini titipan dari ulama-ulama yang dari sini dan uniknya kitab ini asli tulis tangan semuanya,” ujar Amin, Staff Bimbingan Publikasi/Pemandu di Museum Gentala Arasy, Rabu (16/2/2022).
3. Masjid Al Falah
Masjid Seribu Tiang nama populernya, sebab memiliki banyak tiang menjulang yang menjadi ciri khasnya.
Lokasinya ada di jalan Sultan Thaha menuju kawasan Pasar Angso Duo.
Masjid yang berdiri di lahan seluas 26.890 meter ini cukup luas dan sangat nyaman digunakan untuk beribadah.
Masjid ini dulunya sempat dikuasai penjajah Belanda, lalu dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda di tahun 1885.
Dulunya sebelum menjadi Masjid Seribu Tiang, lokasi ini merupakan pusat Kerajaan Melayu Jambi yang dipimpin Sultan Thaha Syaifudin. Muhammad
Zubir pengurus masjid Agung Al Falah bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1971 dan selesai tahun 1980.
Pasca Merdeka, tokoh adat dan masyarakat Jambi menginginkan adanya masjid besar sebagai ikon dari Provinsi Jambi. Sehingga, pada tahun 1960 mulailah direncanakan untuk membangun masjid ini.
Sampai sekarang Masjid Seribu Tiang inipun menjadi ikon dari Jambi yang menarik untuk kita kunjungi.
Sumber: Tribun Jambi