Saturday, November 2, 2024
HomeKesehatan MentalViral Pelajar 'Pelat T' Tendang Nenek, Kok Tega? Ini Kemungkinan Pemicunya

Viral Pelajar ‘Pelat T’ Tendang Nenek, Kok Tega? Ini Kemungkinan Pemicunya

Jakarta – Viral video yang menunjukkan pelajar menendang wanita lanjut usia (lansia) di Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara. Menurut laporan polisi, nenek tersebut diduga merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Hal tersebut dikarenakan saat dimintai keterangan, yang bersangkutan tak bisa memberikan keterangan secara pasti.
“Orang dalam gangguan jiwa yang mana tidak dapat memberikan keterangan secara pasti apa yang kita butuhkan sehingga langkah kami kepada korban tadi pagi kita melaksanakan pemeriksaan kesehatan ke RS sekaligus kami memohon visum kepada dokter pemeriksa,” ujar Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel) AKBP Imam Zamroni dikutip detikSumut, Minggu (20/11/2022).

Meskipun begitu, pihak kepolisian sudah mengamankan pelaku pelajar tersebut.

Apa Sih Kemungkinan Alasan Pelajar Melakukan Tindakan Tersebut?
Menanggapi hal itu, psikolog Rosdiana Setyaningrum, Mpsi, MHPEd, mengungkapkan kemungkinan pelaku sudah terbiasa membully orang lain. Pun, juga merasa memiliki power yang lebih lantaran beramai-ramai, sehingga berani untuk melakukan tindakan tersebut.

“Belum tentu kalau dia sendiri dia berani kan ya,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Minggu (20/11/2022).

Bagaimana Cara Menumbuhkan Sikap Santun Kepada Orang Tua?
Rosdiana mengungkapkan, kesopanan dan kesantunan anak dapat dilatih sejak dini, terlebih lagi saat usia emas. Ia akan terbiasa bersikap sopan santun terhadap orang lain. Hal ini juga dipengaruhi lingkungan keberadaan anak, terutama orang tua.

“Kalo menurut saya sih nggak cuma terhadap lansia, mestinya bagaimana menumbuhkan sikap santun anak kepada semua orang ya. Semua orang harus dihargai dan harus dihormati ya kan, itu kan dasarnya hargai setiap orang,” ucapnya.

Menurut Rosdiana, anak dapat diberikan contoh untuk menghargai dan menghormati orang lain, seperti misalnya memberikan tempat duduk di bis untuk lansia atau ibu hamil/gendong anak, serta memberikan kesempatan untuk menyebrang bagi orang yang ingin menyebrang jalan.

“Jadi dilatih dibiasakan dan terus menerus diberikan contoh untuk menghargai dan menghormati orang lain. Pengetahuan beda sama penghargaan, kalo cuma sekedar pengetahuan kan belum tentu dijalanin kan, yang penting sebenernya dasar bahwa memang harus saling menghargai,” imbuh Rosdiana.

Sumber: healthdetik

RELATED ARTICLES

TRANSLATE

- Advertisment -

Most Popular