Thursday, January 9, 2025
HomeBeritaTalenta Indonesia

Talenta Indonesia


Indonesia tidak pernah kekurangan talenta terbaik. Kerja keras membuat bakat mereka terus berkembang hingga mampu menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa ini.

Mereka, antara lain, Pratiwi Sudarmono. Meski meledaknya pesawat ulang-alik Challenger pada Januari 1986 membuat keberangkatan Pratiwi ke ruang angkasa tak kunjung terlaksana, ia masih tercatat sebagai astronot pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Astronot pertama Indonesia, Pratiwi Sudarmono, diangkat oleh astronot cadangan, Taufik Akbar.
ARSIP KOMPASAstronot pertama Indonesia, Pratiwi Sudarmono, diangkat oleh astronot cadangan, Taufik Akbar.
Astronot pertama Indonesia, Pratiwi Sudarmono, berdiskusi dengan astronot cadangan Taufik Akbar.
-Astronot pertama Indonesia, Pratiwi Sudarmono, berdiskusi dengan astronot cadangan Taufik Akbar.

Sementara itu, Olimpiade Barcelona 1992 mengantarkan Alan Budikusuma dan Susy Susanti menjadi yang pertama meraih medali emas di Olimpiade melalui cabang olahraga bulu tangkis.

 Penyambutan Alan Budikusuma dan Susy Susanti, peraih medali emas di Olimpiade Barcelona. Masyarakat Ibu Kota pada 12 Agustus 1992 turun ke jalan untuk menyambut dua pahlawan bulu tangkis tersebut.
KOMPAS/JULIAN SIHOMBINGPenyambutan Alan Budikusuma dan Susy Susanti, peraih medali emas di Olimpiade Barcelona. Masyarakat Ibu Kota pada 12 Agustus 1992 turun ke jalan untuk menyambut dua pahlawan bulu tangkis tersebut.
Alan Budikusuma meraih medali emas setelah mengalahkan rekan senegaranya, Ardy B Wiranata, di Pavello de la Marbella, hari Selasa (4/8/1992) siang dengan 15-12, 18-13. Emas kedua Olimpiade Barcelona 1992 ini membuat Indonesia menjadi juara umum bulu tangkis dengan 2 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Satu-satunya medali perunggu diraih Hermawan Susanto yang kalah di semifinal tunggal putra melawan Ardy. Sementara medali perak kedua diraih pasangan ganda putra Eddy Hartono/Gunawan yang dipaksa menyerah oleh pasangan juara dunia Park Joo-bong/Kim Moon-soo dari Korea Selatan.
KOMPAS/KARTONO RYADIAlan Budikusuma meraih medali emas setelah mengalahkan rekan senegaranya, Ardy B Wiranata, di Pavello de la Marbella, hari Selasa (4/8/1992) siang dengan 15-12, 18-13. Emas kedua Olimpiade Barcelona 1992 ini membuat Indonesia menjadi juara umum bulu tangkis dengan 2 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Satu-satunya medali perunggu diraih Hermawan Susanto yang kalah di semifinal tunggal putra melawan Ardy. Sementara medali perak kedua diraih pasangan ganda putra Eddy Hartono/Gunawan yang dipaksa menyerah oleh pasangan juara dunia Park Joo-bong/Kim Moon-soo dari Korea Selatan. 
Susi Susanti saat menerima medali emas pertama Indonesia lewat cabang bulu tangkis dalam Olimpiade Barcelona 1992.
KOMPAS/KARTONO RYADI (KR)Susi Susanti saat menerima medali emas pertama Indonesia lewat cabang bulu tangkis dalam Olimpiade Barcelona 1992. 

Adapun Joey Alexander tercatat sebagai musisi termuda yang pernah masuk nominasi Grammy dan nomine Grammy pertama dari Indonesia. Prestasi ini dia ukir ketika menjadi salah satu nomine Grammy Awards 2016, saat ia masih berusia 12 tahun.

Pianis Joey Alexander tampil dalam konser bertajuk "A Night With Million of Imagination" di ICE BSD, Tangerang, Minggu (12/11/2017).
KOMPAS/HERU SRI KUMOROPianis Joey Alexander tampil dalam konser bertajuk “A Night With Million of Imagination” di ICE BSD, Tangerang, Minggu (12/11/2017). 
Pianis muda Joey Alexander tampil di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/5). Ini adalah konser perdana pianis berusia 11 tahun yang menjadi nomine Grammy Awards 2016 di Tanah Air.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWANPianis muda Joey Alexander tampil di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/5). Ini adalah konser perdana pianis berusia 11 tahun yang menjadi nomine Grammy Awards 2016 di Tanah Air.

Perkembangan studi antropologi di Tanah Air tak dapat dilepaskan dari sosok Koentjaraningrat. Selain merintis studi antropologi di Universitas Indonesia pada 1957, dia juga merintis 10 program studi antropologi di perguruan tinggi negeri lain.

Sementara itu, penemuan sistem fondasi bangunan yang diberi nama cakar ayam pada tahun 1962 menjadi sumbangan penting Sedyatmo bagi dunia teknik sipil Indonesia.

Prof Dr Koentjaraningrat (kedua kiri) saat berkunjung ke Baduy, Banten, 29 November 1988.
KOMPAS/RUDY BADIL (BD)Prof Dr Koentjaraningrat (kedua kiri) saat berkunjung ke Baduy, Banten, 29 November 1988. 
Prof Dr Koentjaraningrat saat berkunjung ke Baduy, Banten, 29 November 1988.
KOMPAS/RUDY BADILProf Dr Koentjaraningrat saat berkunjung ke Baduy, Banten, 29 November 1988.
Mendikbud Fuad Hassan (kiri) dan Prof Dr Koentjaraningrat atau yang biasa disapa Koen, pada pembukaan pameran lukisan karya Koen di Bentara Budaya, Jakarta, Rabu malam, 16 September 1987.
KOMPAS/JB SURATNOMendikbud Fuad Hassan (kiri) dan Prof Dr Koentjaraningrat atau yang biasa disapa Koen, pada pembukaan pameran lukisan karya Koen di Bentara Budaya, Jakarta, Rabu malam, 16 September 1987.

Sosok-sosok itu hanya sebagian dari talenta Indonesia. Saat ini dan di masa mendatang masih banyak talenta lain. Tugas kita untuk menjaga dan mengembangkan talenta-talenta itu demi terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. 

Sumber: Kompas

RELATED ARTICLES

TRANSLATE

- Advertisment -

Most Popular