Jakarta, CNBC Indonesia – Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengungkapkan Indonesia harus berhati-hati pada ancaman krisis energi, situasi geopolitik, dan tahun politik. Kondisi yang terjadi saat ini menurutnya harus diantisipasi untuk menghindari terjadinya kelangkaan energi di Indonesia.
Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo pun sering mengingatkan, agar berhati-hati pada krisis global dunia. Apalagi di Indonesia juga tengah mempersiapkan diri menyambut lebaran dan tahun politik 2024 sehingga rentan terjadi kelangkaan energi.
“Mohon internal Pertamina dan PLN, manajemen sudah dalam mengambil keputusan dan budgeting pendelegasian harus diutamakan porsinya. Sekarang masih lambat karena persetujuan harus pusat,” kata Djoko dalam Energy & Mining Outlook 2023, Kamis (23/2/2023).
Jika eksportir energi seperti LPG dan BBM, menghentikan pasokannya ke Indonesia, maka krisis energi bisa terjadi di Indonesia. Potensi ini bisa terjadi seiring dengan ketegangan geopolitik, terutama negara-negara penghasil energi
“Jika negara-negara yang ekspor BBM dan LPG menghentikan (ekspornya) karena perang, maka kita akan collapse,” ujarnya.
Apalagi saat ini harga komoditas dunia tengah meningkat, dan berpengaruh pada pasokan energi. Djoko menyebutkan mahalnya harga energi pernah membuat subsidi energi menembus Rp 512 triliun.
“Ke depan perang masih terjadi dan harga meningkat kita tidak punya pilihan,” pungkas Djoko.
Untuk itu, diperlukan energi alternatif ataupun hilirisasi sebagai upaya substitusi energi.
“Makanya kalau ada program DME, kompor listrik, kendaraan listrik, itu bisa didorong segera,” tegasnya.
Sumber: cnbcindonesia